Cari Blog Ini

Jumat, 08 April 2011

UCAPAN TERIMA KASIH
REST IN PEACE
IBU M.G. BUDI MURWATI
15 Februari 1949 – 27 Februari 2011


Kami atas nama Keluarga Besar Alm. Ibu M.G. BUDI MURWATI
Dengan rendah hati mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:
C  Para Romo, Frater dan Bruder SCJ, para Suster FMM dan SJD Paroki St. Teresia Jambi
C  Para Tenaga Medis dan Karyawan/wati RS. St. Theresia Jambi
C  Keluarga Besar Yayasan Xaverius Koordinatorat Jambi-Kuala Tungkal
C  Para Prodiakon dan kelompok Doa di Paroki St. Teresia Jambi
C  Wanita Katolik Ranting Wilayah St. Vincentius A Paullo
C  Keluarga Besar TK-SD-SMP/A Xaverius 1 dan 2 Jambi
C  Keluarga Besar Alumni SMP-SMA Xaverius 1 dan 2 Jambi
C  Paskibraka SMA Xaverius 1 Jambi
C  Segenap umat Katolik Paroki St. Teresia Jambi
Dan kepada Bapak-bapak, Ibu-ibu, serta saudara/i sekalian handai taulan kerabat Almarhumah, segenap masyarakat / tetangga setempat dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, atas bantuannya baik tenaga, doa, dukungan moril dan materiil, dan sebagainya sejak waktu sakit, wafat dan pemakamannya.

PEMBERDAYAKAN KESEJATIAN HIDUP “MEWUJUDKAN DIRI DENGAN RELA BERBAGI”

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2011
KEUSKUPAN AGUNG PALEMBANG
No. 059/Dio-4/II/2011

Saudara-saudari yang terkasih, Umat katolik di Keuskupan Agung Palembang yang terkasih,


Memasuki masa Pra-Paskah tahun ini kita seluruh umat, diajak untuk memperbarui hidup kita sebagai anak-anak Allah. Apakah kita menyadari anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada kita? Tema Aksi Puasa Pembangunan (APP) 2011 mengajak kita agar mempersiapkan parayaan Paskah dengan semakin menyadari dan menghidupi panggilan sebagai orang katolik, agar semakin hidup sebagai anak-anak Allah yang sejati dan mewujudkannya dalam perjuangan hidup nyata.
Hidup adalah anugerah terbesar yagn diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Hidup harus kita syukuri dengan memelihara dan mengembangkan-nya demi kesejahteraan hidup manusia.
Menemukan Hidup Sejati Dalam masa Pra-Paskah ini saudara sebagai umat katolik diajak merenungkan dan menghayati panggilannya sebagai anak-anak Allah. Itu semua berkat rahmat baptisan. Dengan dibaptis orang beriman dipersatukan dengan Yesus yang wafat dan bangkit, dan diberi rahmat untuk menjadi anak-anak Allah dan membangun keluarga baru yaitu Gereja. Itulah kesejatian hidup kristiani: memberdayakan rahmat baptisan untuk menjadi anak alalh seperti Yesus. Menjadi anak Allah artinya kita mengarahkan hidup seperti Yesus yang ketika dibaptis oleh Yohanes di Sungai Yordan terdengar pengukuhan dari Bapa: “Inilah Anakku yang terkasih kepada-Nya Aku berkenan.” (Lk. 3:22) Menjadi anak yang berkenan kepada Bapa diteladankan oleh Yesus kepada para murid-Nya dan kepada segenap umatNya. Kekhususan Yesus sebagai anak adalah karena mempunyai relasi amat dekat dengan Bapa-Nya di surga. Relasi dekat dengan diri sendiri, relasi dekat dengan Allah dan sesama dalam lingkungannya menjadi ciri kesejatian hidup anak-anak Allah. Masa Pra-Paskah merupakan kesempatan yang baik untuk mendalami relasi kita dengan Allah, dengan sesama dan dengan lingkungan di mana kita hidup.
Yang sering terjadi di tengah kehidupan kita adalah hubungan yang jauh antara satu terhadap yang lain, ada jurang di antara kita: antara generasi “tua + muda”, antara kaya dan miskin, antara yang terdidik dan tersingkirkan. Orang beriman harus dapat menjadi jembatan antara jurang perbedaan itu. Hidup sebagai anak-anak Allah adalah hidup dalam solidaritas kebersamaan.
Yesus datang ke dunia sebagai utusan Allah Tritunggal, menjadi manusia agar memudahkan manusia mengerti dan bertemu dengan Allah yang hidup.
Mendengarkan Bimbingan Sabda
Hidup sebagai anak-anak Allah harus terbuka pada bimbingan Sabda Tuhan. “Sabda-Mu adalah pelita bagi kakiku,” demikian pemazmur menyanyikannya (Mz. 119, 105). Sabda Tuhan menerangi segalanya dan bagi siapa saja, apalagi bagi segenap umat beriman. Orang kristen harus lahir dan tumbuh bersama dengan benih Sabda Tuhan yang tidak dapat busuk. Injil adalah terang bagi segala tugas dan pelayanan kita baik di dalam Gereja maupun di tengah masyarakat. Sering kita lupa akan mencari Sabda Tuhan dan mendengarkan-nya di tengah tugas dan tantangan hidup sehari-hari. Injil adalah Surat Allah kepada manusia. Ia lebih dari sekedar kata-kata, tetapi Allah yang berbicara dalam kesederhanaan. Bacalah Injil untuk mengerti pikiran, kemauan dan kasih Allah kepada manusia. Sinarilah segala pikiran dan perbuatan kita dengan terang Sabda Allah, maka perbuatan orang katolik akan mempunyai nilai luhur dan menjadi terang bagi sesama. Sabda Tuhan dapat menjauhkan dari kebohongan, korupsi, perselingkuhan baik di dalam keluarga maupun di tengah hidup bertetangga. Sudah terbukti berabad-abad lamanya Injil menjadi daya cinta kasih luar biasa dan energi untuk hidup yang setia bagi yang mendengarkannya.
Pada masa Pra-Paskah ini Sabda Tuhan tidak boleh jauh dari kita, apalagi tidak boleh asing dari segenap umat beriman. Sabda Tuhan yang dapat membuka pintu hati kita menjadi luas ini semoga menjadikan hidup semakin terbuka bagi sesama saudara.
Pertobatan dan Cara Hidup Baru
Saudara sekalian,
Murid Kristus selalu ditantang untuk memperbarui diri agar melalui Gereja kabar sukacita Paskah disebarluaskan juga pada jaman ini. Masa Pra-Paskah adalah masa penuh berkat. Wafat dan kebangkitan Yesus ingin kita rayakan dalam hati dan kebersamaan yang baru. Pertobatan merupakan undangan sekaligus rahmat Allah dicurahkan, karena Yesus telah wafat untuk menebus dosa-dosa kita dan bangkit untuk menyelamatkan kita semua. Pertobatan pribadi, pertobatan bersama dalam keluarga, dan pertobatan sebagai persekutuan Gereja adalah mutlak untuk dapat membawa kabar sukacita Paskah kepada dunia.
Masih banyak yang harus diperbaiki dalam hidup sendiri maupun hidup bersama: masih banyak ketidakadilan, keserakahan, penderitaan serta kemiskinan menimpa hidup sesama. Sebagai murid-murid Kristus kita juga sering kurang peduli pada keadaan tersebut, maka pertobatan berlaku untuk kita sebagai Gereja. Bertobat dan membangun cara hidup yang layak sebagai anak-anak Allah, dengan harapan menjadikan hidup semakin rela berbagi seperti Yesus.
Menerima Sakramen Pengampunan, merayakan ekaristi kudus, berpantang dan berpuasa, dapat membantu kita menjadi Gereja yang melayani dengan rendah hati.
Saudara terkasih,
Marilah kita wujudkan kesejatian hidup katolik dengan berbagi.
Selamat memasuki masa Pra-Paskah dengan rendah hati. Kita persatukan hidup, sengsara, kematian dan perjuangan kita dengan sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus. Semoga kedekatan kita dengan Allah dan kerelaan dibimbing oleh Sabda-Nya serta pembaharuan melalui pertobatan kita, dapat menjadikan anda sebagai Garam dan Terang Dunia! Semangat dan Warta Kebangkitan Kristus harus mengalahkan kegelapan dan dosa kita. Selamat menyambut Paskah Tuhan dengan hati yang baru.


 Salam dan berkat Paskah untuk Saudara sekalian,
 Palembang, 08 Februari 2011

Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ
Uskup Agung Palembang

Minggu, 13 Maret 2011

Gembala Menyapa

Saudari-saudara seluruh umat paroki yang terkasih dalam Kristus,

“Gembala menyapa” edisi Minggu, 13 Maret 2011 ini agak berbeda dengan edisi-edisi sebelumnya. Dalam edisi ini kami ingin menyampaikan “uneg-uneg” yang tersimpan di dalam hati kepada seluruh umat paroki Santa Teresia Jambi.

Tak terasa, ternyata sudah enam setengah tahun (22 Agustus 2004 s/d 13 Maret 2011) saya berada di tengah-tengah umat paroki St. Teresia Jambi. Ada banyak pengalaman yang boleh saya rasakan selama enam setengah tahun ini. Maka perkenankan saya menyampaikan hal-hal berikut:
Pertama-tama harus saya katakan, bahwa waktu enam setengah tahun terasa berjalan begitu cepat. Ini tanda bahwa saya merasa krasan tinggal di tengah-tengah umat dan melayani umat Paroki St. Teresia Jambi ini. Saya merasa mendapat banyak pengalaman yang mengembangkan hidup saya sebagai seorang imam:
(a) Saya merasa dicintai oleh umat. Itu berarti saya dicintai oleh Tuhan,
(b) Umat paroki St. Teresia adalah umat yang “hidup”, maka saya juga tergerak untuk melayani dengan sungguh-sungguh
(c) Banyak umat yang terlibat dalam hidup menggereja dengan talentanya masing-masing, maka proses berjalan bersama menuju kepada keselamatan bisa terjadi di paroki ini.


 Kedua, saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak uskup yang telah memberi kepercayaan kepada saya untuk melayani umat di Paroki Santa Teresia Jambi ini. Juga kepada Pengurus DPP, pengurus Wilayah, pengurus Lingkungan dan para pengurus stasi yang dengan tulus telah ikut ambil bagian dalam pelayanan kepada umat yang tercinta ini. Ketulusan dan kerelaan Anda sekalian pasti menjadi berkat bagi seluruh umat paroki yang sama-sama kita cintai. Tentu juga terima kasih kepada seluruh umat yang tidak bisa saya sebut satu persatu yang telah menunjukkan semangat membangun hidup menggereja, sehingga kesatuan dan kesaksian Gereja Paroki Santa Teresia ini semakin dirasakan oleh banyak orang.


 Ketiga, saya tetap merasa bahwa masih banyak yang belum dapat kita selesaikan bersama dalam kurun waktu pelayanan saya di paroki ini, terutama perizinan gereja Mayang yang sampai hari ini belum kunjung datang. Mungkin Tuhan masih menghendaki agar kita lebih sabar dan tekun lagi berdoa dan mengusahakannya. Untuk ini saya mohon maaf sebesar-besarnya.


Akhirnya, saya mohon pamit untuk melaksanakan perutusan yang baru di Paroki Santo Petrus Sako Kenten Palembang. Mohon maaf kalau selama saya melayani umat di sini terdapat kekurangan ataupun kekhilafan yang terjadi karena kelemahan manusiawi saya. Mohon doa agar di tempat yang baru saya bisa melayani dengan baik sesuai kehendak Tuhan sendiri. Saya akan ingat umat di sini dalam doa-doa saya, semoga semakin maju dan berkembang dalam iman – pengharapan – dan kasih bersama romo paroki yang baru.


Jambi, 12 Maret 2011


Rm. YG. Marwoto, SCJ

Aturan Pantang dan Puasa

KENTENTUAN PUASA & PANTANG TAHUN 2011
KEUSKUPAN AGUNG PALEMBANG
No. 60/Dio-4/II/2011


Saudara-saudari terkasih,
        Berikut ini saya sampaikan ketentuan-ketentuan mengenai “Pantang dan Puasa” selama masa pra-Paskah tahun 2011.
Pertama:
Masa pra-Paskah adalah masa penuh rahmat; kesempatan untuk memperbaharui hidup sebagai umat beriman dengan bertobat. Setiap umat beriman hendaknya memanfaatkan waktu untuk mengembangkan hidup rohaninya dengan rajin berdoa (bersama di tengah keluarga maupun secara pribadi di tengah kesibukan kerjanya). Pertemuan kring/lingkungan atau wilayah, retret dan rekoleksi menjadi kesempatan kebersamaan sebagai umat dalam membaharui hidup. Menerima sakramen tobat dan rajin menghadiri perayaan ekaristi, merenungkan jalan salib Kristus, menjalani pantang, bermati raga, dan berpuasa merupakan sarana khusus pada masa pra-Paskah ini untuk semakin mengalami penyelamatan Kristus yang telah menderita, wafat, dan bangkit bagi dunia.
Kedua:
Agar suasana pra – Paska ini sungguh terjamin hendaknya dihindari pesta meriah  yang kurang sesuai dengan semangat pantang dan puasa.
Ketiga:
Dalam masa pra – Paska ini Hari Puasa dilaksanakan pada hari RABU ABU (tanggal 09 Maret 2011), dan hari JUMAT AGUNG  (tanggal 22 April 2011). Hari pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh hari Jumat selama masa pra – Paska.
Keempat:
Yang wajib berpuasa adalah semua orang katolik yang berumur delapan belas tahun sampai dengan awal tahun ke enam puluh. Sedangkan yang wajib berpantang adalah semua orang katolik yang berumur enam belas tahun ke atas. Maka kewajiban keluargalah untuk mendorong putra-putri remaja menjalankan pantang tersebut agar mereka dapat berkembang kuat dalam iman dan pribadinya.
Kelima:
Yang dimaksud dengan puasa, dalam arti yuridis (hukum) adalah: orang hanya diperbolehkan makan kenyang satu kali dalam satu hari. Sedangkan yang dimaksud dengan pantang secara yuridis adalah memilih makanan tertentu. Tidak makan daging, garam, tidak merokok, tidak jajan. Keluarga dalam kebersamaan dapat menentukan bersama apa yang paling bermakna untuk perkembangan iman dan kasih keluarga secara keseluruhan.
Keenam:
Menghayati pantang dan puasa: Menjalani pantang dan puasa merupakan ungkapan persatuan kita dengan sengsara dan wafat Kristus yang telah membawa keselamatan bagi kita, serta rasa sepenanggungan dengan mereka yang menderita di sekitar kita. Pantang dan puasa mengungkapkan pertobatan batin. Maka pantang menjadi sarana untuk mengendalikan hawa nafsu serta melatih diri untuk ugahari dan bijaksana.
Mengendalikan hawa nafsu:
Mengendalikan diri dari nafsu tak terkendali atas minuman keras, narkoba, dan rokok. Berhemat untuk beramal bagi banyak orang yang menderita, memperbaiki hubungan dengan sesama terutama dengan membina hati penuh pengampunan dan belas kasih. Tidak melampiaskan nafsu melalui tindak negatif (nafsu sex tak terkendali, merusak dan menghancurkan nama baik atau milik sesama.)
Ugahari dan bijaksana:
Pada masa Pra-Paskah ini kita harus menyederhanaan gaya hidup dengan tidak menunjukkan kemewahan, dan menumbuhkan semangat berkorban melalui pelayanan atau pekerjaan agar Tuhan dimuliakan.
Ketujuh:
Ungkapan tobat menjadi gerakan bersama melalui APP (Aksi Puasa Pembangunan) yang menjadi tanda pernyataan tobat secara lokal maupun nasional dari Gereja Katolik. Dan APP hendaknya dihayati sebagai kelanjutan ungkapan belas kasih Allah bagi manusia yang kekurangan.
Kedelapan :
Perbuatan “Amal” merupakan bagian penting dari masa pra – Paskah ini. Kita sebagai manusia sudah mendapatkan banyak dari Allah, maka beramal menjadi ungkapan terima kasih kepada Allah yang ingin  memberi perhatian kepada saudara-saudari kita yang miskin dan menderita. Putra-putri kita sejak kecil harus dilatih beramal kasih. Sekolah-sekolah kita dan keluarga-keluarga harus membantu anak-anak belajar mempunyai hati yang murah bagi sesama. Semua diwajibkan beramal, juga kita yang masih miskin. Anda yang miskinpun dapat memberi dari kekurangan Anda seperti janda miskin yang dipuji oleh Yesus. Maka semangat Injil harus menjadi kekuatan yang nampak di tengah hidup Gereja, khususnya di masa puasa ini.
Tema Aksi Puasa Pembangunan (APP) tahun 2011 ini adalah: Pemberdayaan Kesejatian Hidup:  Kesejatian Hidup dalam Perwujudan Diri.
Gerakan yang harus dilakukan untuk mewujudkan tema APP 2011 adalah:
1.     Orang beriman harus dapat menjadi jembatan antar jurang perbedaan tua – muda, kaya – miskin. Hidup sebagai anak-anak Allah adalah hidup dalam solidaritas kebersamaan.
2.     Bertobat dan membangun cara hidup yang layak sebagai anak-anak Allah, dengan harapan menjadikan hidup semakin rela berbagi seperti Yesus.
3.     Hidup sebagai anak-anak Allah harus terbuka pada bimbingan Sabda Tuhan.
4.     Menerima Sakramen Pengampunan, merayakan Ekaristi Kudus, berpantang dan berpuasa, dapat membantu kita menjadi Gereja yang melayani dengan rendah hati.
Semoga Anda dan saya disucikan oleh masa yang penuh rahmat ini dan menjadi berkat serta kabar gembira bagi sesama yang Anda tolong dan selamatkan.





Selamat Berpuasa
Ditetapkan di Palembang, pada tanggal 08 Febuari 2011


Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ
Uskup Agung Palembang

Brahmin Membopong Kambing

Seorang brahmin mendapat hadiah seekor kambing dari  salah seorang muridnya. Dia membawanya ke rumah. Di jalan, tiga penjahat melihat dia. “Mari kita dapatkan kambing itu untuk makan malam kita,” kata salah satu penjahat kepada teman-temannya. Mereka pun lalu menyusun suatu rencana.

Kata salah satu penjahat kepada brahmin, “Mengapa engkau membopong seekor anjing?” Brahmin menjawab, “Anjing? Ini kambing. Apakah engkau buta?”
“Jika engkau mengatakan seekor anjing adalah seekor kambing, ya terserah saja,” kata penjahat dengan sopan lalu pergi.
Brahmin berjalan pulang ke rumah sambil mencela penjahat bodoh itu. Tidak jauh dari tempat itu, penjahat kedua menemui brahmin. “Tuan, engkau adalah brahmin. Mengapa engkau membopong seekor anjing yang koto?” katanya. “Itu tidak sesuai dengan kedudukanmu.”
Brahmin kehilangan kesabarannya. “Apakah ini anjing? Lihat lagi, jika engkau mempunyai mata. Ini seekor kambing.”
“Engkau dapat menamakannya seekor anjing,” bantah penjahat itu dengan tegas lalu berjalan pergi.
Sekarang brahmin berpikir lain. “Dapatkah dua orang yang tidak saling mengenal membuat kesalahan yang sama?” pikirnya. Akan tetapi, dia masih memutuskan untuk membawa binatang itu ke rumah dan menyelidikinya terlebih dahulu.

Segera penjahat ketiga muncul. Dia memanggil brahmin, “Tuan, engkau imam, seorang yang kudus. Bagaimana engkau membopong anjing yang hina? Apa yang orang-orang pikir tentang engkau?”
Sekarang brahmin yakin bahwa dirinya yang keliru. Ketiga orang orang itu tentu tidak berbohong. Dia sungguh membawa seekor anjing dan bukan seekor kambing. Dengan perasaan jengkel brahmin membuang kambing itu dari pergi. Penjahat yang ketiga mengambil kambing itu dan bergabung dengan teman-temannya untuk berpesta.

Godaan yang datang sekali mudah dihindari. Godaan yang bertubi-tubi perlu diwaspadai.
Disadur dari:

Cercah-cercah hikmah, P. Cosmas Fernandes, SVD, Kanisius

Selamat Berkarya di Tempat yang Baru Rm. YG. Marwoto, SCJ

Segenap Redaktur WP dan
Umat St. Teresia Jambi mengucapkan:
SELAMAT JALAN
ROMO Y. G. MARWOTO, SCJ
Semoga Tuhan senantiasa memberkati dan menyertai Romo dalam menjalankan tugas di tempat yang baru sebagai gembala yang senantiasa setia dalam menjalani hidup panggilannya sebagai Imam.



Senin, 31 Januari 2011

Taman Raja STUD Bersiap jadi Pemimpin


Beginilah situasi Gereja STUD - Jambi stasi luar kota. Sedang membenahi dirinya, dan akan terus berkembang di dalam nama Yesus Kristus

Keinginan untuk berkembang ini tidak hanya dinyatakan secara fisik. Hal ini dibuktikan dengan adanya Pembinaan Kepemimpinan Ibadat kematian/Perawatan Jenazah dari Seksi Katekese dan Seksi Liturgi di Gereja STUD ini. Pembinaan yang dilaksanakan pada Sabtu 29 Januari 2011 dan Minggu 30 Januari 2011 ini mendapat tanggapan yang cukup tinggi dari umat.

 
 


Pembinaan ini disampaikan oleh 5 narasumber yaitu Romo Petrus Subowo, SCJ, Pak Samso, dan Pak Siagian yang menyampaikan tentang kepemimpinan Ibadah kematian dan perawatan jenazah. Sementara Pak Sukadi menyampaikan tentang liturgi Ekaristi, dan Bu Fransisca serta Bu Sumiyati menyampaikan tentang dirigen dan organis dalam ibadah.

 


 


Kamis, 27 Januari 2011

Daftar Usulan Nyanyian Misa

4 Februari 2011 – Jumat Pertama

Lagu Pembuka : MB 516 / MB 609

Mzm Tgp / Renungan : MB 576

Alleluya / API : MB 639

Persiapan Persembahan : MB 505/ MB 666

Komuni : MB 282 / MB  512
Madah Pujian : MB 517 / MB 515


6 Februari 2011 - Hari Minggu Biasa V

Tema: Kamulah terang dunia

Ulasan:
Bukan untuk menjadi sombong tentang jasa kita sendiri tetapi untuk menjadi transparan bagi kehadiran Tuhan dalam dunia dalam dan melalui kita – itulah arti pesan Yesus; bukan untuk menyimpan terang ini dalam diri kita, tetapi untuk menyinari orang lain di sekitar kita. Maka kita akan menjadi makin terang, semakin kita berkontak dengan Tuhan. 
Lagu Pembuka : MB 160 / MB 611

Mzm Tgp / Renungan : MTA 859

Alleluya / API : MTA 955 / MB 640

Persiapan Persembahan : MB 229 / MB 231

Komuni : MB 292 / MB 689
Madah Pujian : MB 529 / MB 310

13 Februari 2011 - Hari Minggu Biasa VI
 Tema: Berbeda dengan ajaran nenek-moyang, Aku berfirman padamu

Ulasan:
Ajaran Yesus penuh wibawa. Ia diutus oleh Allah Bapa untuk mengembalikan dunia pada kehendak Allah semula yakni dunia yang takwa pada-Nya, dunia yang berorientasi pada kehendak Allah dan dengan demikian mencerminkan kebaikan, damai dan kerukunan. "Hukum" dalam Perjanjian Lama tidak berarti peraturan yang dijaga oleh polisi, tetapi sikap hati yang sinkron dengan sikap hati Allah, maka taat pada  hukum Allah dipandang sebagai "kebenaran" dan "kebebasan". 
Lagu Pembuka : MB 163/MB 603
Mzm TGP / Renungan : MTA 852
Alleluya / API : MTA 952 / MB 662
Persiapan Persembahan : MB 230 / MB 662
Komuni : MB 286 / MB 284
Madah Pujian : MB 461 / MB 701

20 Februari 2011 -  Minggu Biasa VII

Tema: Kasihilah musuhmu!
Ulasan:
Tuntutan Tuhan ini (yang tidak mau masuk akal) hanya dapat dimengerti dalam pengertian "holistik" / pandangan menyeluruh: Semua manusia adalah anak Allah; maka Allah berbisik-bisik pula dalam hati orang jahat (meski tidak mau didengarkan olehnya). Berbuat baik terhadap musuh berarti bekerja sama dengan Allah untuk mengundang dia menjadi orang baik. "Kasih" di sini bukan soal perasaan (ini tidak dapat dipaksakan) tetapi soal sikap hati yang memang sekali-kali dapat dan harus melawan budi / "akal sehat".
Lagu Pembuka : MB  165 / MB 176
Mzm Tgp / Renungan : MTA 823 / MB 585
Alleluya / API : MTA 952 / MB 642
Persiapan Persembahan : MB 235 / MB 246
Komuni : MB 285 / MB 289
Madah Pujian : MB 309 / MB 765


27 Februari 2011 - Hari Minggu Biasa VIII

Tema: Jangan kuatir akan hari esok
Ulasan:
Apakah nasehat Tuhan ini masih berlaku untuk zaman sekarang? - Tuhan tidak menyuruh kita untuk bersikap pasif / menggantungkan diri pada orang lain, tetapi untuk tetap bekerja dan berbuat apa yang dapat kita buat. Namun selebihnya itulah urusan Tuhan: bila kita jatuh sakit, bila kita di PHK-kan, bila kita kehilangan kepercayaan orang, bila datang musibah – pasti Tuhan akan membantu, namun dengan cara Tuhan yang biasanya lain dengan apa yang kita bayangkan.
Lagu Pembuka : MB 164 / MB 610
Mzm Tgp / Renungan : MTA 842 / MB 578
Alleluya / API : MTA 961 / MB 643
Persiapan Persembahan : MB 228 / MB 663
Komuni : MB 283 / MB 690
Madah Pujian : MB 313 / MB 763  

Roda

Suatu ketika, ada sebuah roda yang kehilangan salah satu jari-jarinya. Ia, tampak sedih. Tanpa jari-jari yang lengkap, tentu, ia tak bisa lagi berjalan dengan lancar. Hal ini terjadi saat ia melaju terlalu kencang ketika melintasi hutan. Karena terburu-buru, ia melupakan, ada satu jari-jari yang jatuh dan terlepas. Kini sang roda pun bingung. Kemanakah hendak di cari satu bagian tubuhnya itu?


Sang roda pun berbalik arah. Ia kembali menyusuri jejak-jejak yang pernah di tinggalkannya. Perlahan, ditapakinya jalan-jalan itu. Satu demi satu diperhatikannya dengan seksama. Setiap benda diamati, dan dicermati, berharap, akan ditemukannya jari-jari yang hilang itu. Ditemuinya kembali rerumputan dan ilalang. Dihampirinya kembali bunga-bunga di tengah padang. Dikunjunginya kembali semut dan serangga kecil di jalanan. Dan dilewatinya lagi semua batu-batu dan kerikil-kerikil pualam. Hei….semuanya tampak lain. Ya, sewaktu sang roda melintasi jalan itu dengan laju yang kencang, semua hal tadi cuma berbentuk titik-titik kecil. Semuanya, tampak biasa, dan tak istimewa. Namun kini, semuanya tampak lebih indah. Rerumputan dan ilalang, tampak menyapanya dengan ramah. Mereka kini tak lagi hanya berupa batang-batang yang kaku. Mereka tampak tersenyum, melambai tenang, bergoyang dan menyampaikan salam. Ujung-ujung rumput itu, bergesek dengan lembut di sisi sang roda. Sang roda pun tersenyum dan melanjutkan pencariannya.
Bunga-bunga pun tampak lebih indah. Harum dan semerbaknya, lebih terasa menyegarkan. Kuntum-kuntum yang baru terbuka, menampilkan wajah yang cerah. Kelopak-kelopak yang tumbuh, menari, seakan bersorak pada sang roda. Sang roda tertegun dan berhenti sebentar. Sang bunga pun merunduk, memberikan salam hormat.
Dengan perlahan, dilanjutkannya kembali perjalanannya. Kini, semut dan serangga kecil itu, mulai berbaris, dan memberikan salam yang paling semarak. Kaki-kaki mereka bertepuk, membunyikan keriangan yang meriah. Sayap-sayap itu bergetar, seakan ada ribuan genderang yang di tabuh. Mereka saling menyapa. Dan, serangga itu pun memberikan salam, dan doa pada sang Roda. Begitu pula batu dan kerikil pualam. Kilau yang hadir, tampak berbeda jika di lihat dari mata yang tergesa-gesa. Mereka lebih indah, dan setiap sisi batu itu memancarkan kemilau yang teduh. Tak ada lagi sisi dan ujung yang tajam dari batu yang kerap mampir di tubuh sang Roda. Semua batu dan pualam, membuka jalan, memberikan kesempatan untuk melanjutkan perjalanan.
Setelah lama berjalan, akhirnya, ditemukannya jari-jari yang hilang. Sang roda pun senang. Dan ia berjanji, tak akan tergesa-gesa dan berjalan terlalu kencang dalam melakukan tugasnya.
Sobat, begitulah hidup. Kita, seringkali berlaku seperti roda-roda yang berjalan terlalu kencang. Kita sering melupakan, ada saat-saat indah, yang terlewat di setiap kesempatan. Ada banyak hal-hal kecil, yang sebetulnya menyenangkan, namun kita lewatkan karena terburu-buru dan tergesa-gesa.
Hati kita, kadang terlalu penuh dengan target-target, yang membuat kita hidup dalam kebimbangan dan ketergesaan. Langkah-langkah kita, kadang selalu dalam keadaan panik, dan lupa, bahwa di sekitar kita banyak sekali hikmah yang perlu di tekuni.
Seperti saat roda yang terlupa pada rumput, ilalang, semut dan pualam, kita pun sebenarnya sedang terlupa pada hal-hal itu. Sobat, coba, susuri kembali jalan-jalan kita. Cermati, amati, dan perhatikan setiap hal yang pernah kita lewati. Runut kembali perjalanan kita.
Adakah kebahagiaan yang terlupakan? Adakah keindahan yang tersembunyi dan alpa kita nikmati? Kenanglah ingatan-ingatan lalu susuri dengan perlahan. Temukan keindahan itu!!

Sahabat Sejati

urung gagak berwarna hitam mengkilat adalah penghuni sebuah pohon. Kura-kura dengan rumahnya yang keras tinggal di sebuah kolam. Seekor tikus kecil berwarna coklat tinggal di sebuah lubang di bawah sebatang pohon. Rusa berwarna kuning emas dengan totol-totol besar tinggal di hutan, tetapi sering datang untuk bertemu teman-temannya. Mereka adalah kelompok yang aneh, tetapi mereka sahabat yang baik.

Mereka telah sepakat mengadakan pertemua setiap pagi. Tiga dari mereka datang, tetapi rusa tidak. “Barangkali rusa dalam bahaya. Mari kita cari dia.” Burung gagak kemudian terbang di atas rimba dan mencari di mana rusa. Ketika gagak memeriksa di suatu tempat, dia melihat rusa terperangkap di dalam jerat pemburu. Gagak kembali ke tempat pertemuan dan mereka memutuskan untuk membebaskan rusa apa pun resikonya.

“Tikus yang akan menggigit jerat,” mereka sepakat. Tikus diberangkatkan dengan menumpang di punggung burung gagak. Mereka mendarat dengan selamat di tempat tujuan dan mulai menggigit tali. Tikus hanya membutuhkan sedikit waktu untuk membebaskan sahabat mereka. Pada saat itu kura-kura juga tiba di tempat itu. Mereka merayakan pembebasan sahabat mereka dengan sorak gembira.

Beberapa saat kemudian mereka mendengar langkah-langkah mendekat. Ternyata seorang pemburu datang. Burung gagak terbang. Tikus menyembunyikan dirinya di dalam sebuah lubang. Rusa melarikan diri. Hanya kura-kura yang tertinggal.

“Aduh, rusa sudah melarikan diri!” seru pemburu. Segera pemburu menangkap kura-kura. “Sekurang-kurangnya saya bisa menyantap masakan yang lezat dari kura-kura besar ini,” katanya. Dia mengikat kura-kura dan membawanya. Tiga sahabat tercengang dengan kejadian itu. Mereka memutuskan untuk menolong kura-kura.

Rusa menghentikan larinya. Pemburu itu melepaskan kura-kura dan mengejar rusa untuk menangkapnya.  Tikus tidak melewatkan kesempatan itu untuk memotong jerat yang mengikat kura-kura. Kura-kura merangkak pergi dan selamat. Rusa lari dan luput dari kejaran pemburu. Akhirnya, keempat sahabat itu disatukan lagi.


Buah persahabatan sejati sungguh membahagiakan.
Disadur dari:
Cercah-cercah hikmah, P. Cosmas Fernandes, SVD, Kanisius

Rabu, 26 Januari 2011

Warta Paroki 19 Tahun VII

  • Bina iman anak Bunda Kudus Kids setiap hari Sabtu pukul 17.00 Wib di gedung paroki
  • Renungan bulan Januari tersedia di warung paroki
  • Kepada para mahasiswa/i yang mengikuti kuliah Agama Katolik dengan Bpk. LY. Tukijan dan Bpk. Alfonsus Kua, dimohon kehadirannya dan berkumpul pada hari Minggu, 30 Januari 2011, pkl. 11.00 (sesudah Misa Kudus II) bertempat di gedung paroki lt. 2
  • Pertemuan Prodiakon akan diadakan pada hari Senin, 31 Januari 2011, pada pkl. 19.30 bertempat di gedung paroki lt.2, dengan acara pendalaman materi Perawatan Jenazah dan Pemakaman
  • Kursus Persiapan Perkawinan akan dimulai pada tanggal 12 Februari 2011, bagi yang berminat mengikuti Kursus tersebut dimohon untuk mendaftarkan diri kepada Sdr. Viktor setiap jam kerja di sekretariat paroki
  • Katekumen Dewasa dengan pendamping Bapak C. Mujito, telah dimulai, pelajaran setiap hari Sabtu, pkl. 18.00, bertempat di gedung paroki lt. 2. Bagi yang berminat untuk mengikuti pelajaran dipersilakan langsung datang dan bergabung pada waktu tersebut
  •  Dalam rangka memperingati hari ulang tahun RS. St. Theresia yang ke-14 dan hari Orang Sakit Sedunia, maka akan diadakan pemeriksaan kesehatan GRATIS bagi anggota kelompok Lansia St. Rafael yang berumur di atas 55 tahun. Pemeriksaan meliputi: pemeriksaan tulang, gula darah, cholesterol, dan asam urat. Mengingat tempat terbatas maka bagi yang berminat dimohon mendaftarkan diri kepada petugas di depan Gereja setelah misa kudus. Pemeriksaan akan dilaksanakan pada tanggal 8 dan 9 Februari 2011, bertempat di aula RS. St. Theresia Jambi pada pkl. 08.00 s.d. selesai.

Gembala Menyapa

Makna Ibadah dalam perspektif agama katolik
 
Agama merupakan pengungkapan iman dalam arti yang luas. Dalam agama iman mendapat bentuk yang khas, yang memampukan orang beriman mengkomunikasikan imannya dengan orang lain, baik yang beriman maupun yang tidak. Dalam agama orang memperlihatkan sikap hati dan batinnya di hadapan Allah. Sikap manusia di hadapan Allah antara lain tampak jelas dalam sikap dan tanggung jawabnya terhadap sesama dan alam sekitarnya.
Agama terjalin erat dengan kebudayaan. Untuk mengenal dan menyembah Allah, manusia perlu mengembangkan pikiran dan kemampuan mengungkapkan imannya. Oleh karena itu umat beriman “meminjam dari adat-istiadat dan tradisi-tradisi para bangsa, dari kebijaksanaan dan ajaran mereka, dari kesenian dan ilmu pengetahuan mereka, segala sesuatu merupakan sumbangan untuk mengakui kemuliaan Sang Pencipta, memperjelas Rahmat Sang Penebus dan mengatur hidup Kristiani dengan seksama” (AG 22). Sikap orang beriman terhadap Allah, khususnya iman, pengharapan dan kasih diungkapkan dalam bahasa dan kebudayaan yang ada.

Iman dan Agama

Iman merupakan suatu sikap “penyerahan diri seutuhnya kepada Allah” (DV 5). Iman adalah jawaban manusia kepada Allah yang mewahyukan Diri kepada manusia. Iman itu sebagai jawaban, maka untuk beriman diperlukan sebuah keyakinan bahwa Allah itu ada dan penting bagi hidup manusia, tidak hanya dengan pikiran tetapi juga dengan kehendak dan perbuatan. Iman menyangkut hidup manusia seluruhnya, budi, hati dan kehendaknya. Iman bukan hanya soal hati dan emosi atau moral dan kewajiban, 
tetapi juga rasionalitas kehidupan manusia, oleh karena itu iman tidak terlepas dari pengalaman hidup dan riligius manusia setiap hari. Iman adalah pengalaman menyerahkan diri secara total kepada Allah. Dalam hidup manusia sikap batin itu harus dinyatakan keluar, baik kepada sesama maupun dengan alam sekitarnya.Agama adalah ungkapan hubungan antara manusia dengan Yang Ilahi, yaitu kekuasaan yang kudus yang dianggap lebih tinggi dari keberadaan manusia itu sendiri. Terhadap yang Ilahi tersebut manusia mengalami daya tarik, rasa takut dan ketergantungan, manusia menyebut kepada Yang Ilahi tersebut dengan berbagai nama : Allah, Tuhan, Dewa, Gusti dls.
Jelas sekali bahwa yang pokok dalam agama adalah sikap batin. Agama yang bersifat lahiriah melulu dengan sendirinya menjadi formalisme dan sering kosong, tanpa isi. Namun tanpa bentuk yang nyata komunikasi iman tidak akan mungkin terjadi. Biarpun sikap batin paling penting, namun tanpa pengejawantahan yang jelas iman tidak sungguh manusiawi. Penghayatan iman memerlukan agama. Perbedaan pokok berhubungan dengan sikap batin sendiri dan gambaran Allah. Perbedaan pengalaman, pemahaman dan perumusan menyebabkan perbedaan antara agama, dimana Allah dipahami secara berbeda-beda, tidak hanya menurut perbedaan agama, tetapi juga dalam satu agama itu sendiri. Perjumpaan dengan saudara-saudari yang beragama lain akan memperkaya kehidupan beriman dan beragama. Inilah pluralisme pandangan mengenai Allah dalam hidup beragama.
Apapun agamanya, agama harus berfungsi dalam hidup manusia. Agama dapat memberi dukungan, hiburan dan rekonsiliasi bagi manusia. Agama juga dapat sebagai kontrol sosial, berperan serta aktif untuk mengevaluasi dan memberi masukan dalam kehidupan ini sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya dengan kata lain agama dapat memberikan pedoman penilaian secara kritis terhadap norma-norma yang ada dalam masyarakat. Agama juga harus berperan untuk pertumbuhan dan pendewasaan individu dalam perkembangan kepribadian manusia. Dan lewat upacara dan ibadah, agama memberi dasar bagi rasa aman dan identitas yang lebih mengena dan utuh ditengah-tengah perubahan jaman yang tidak pasti ini.


Ibadah Dalam Agama Katolik

Walaupun ibadah ada di dalam setiap agama, namun dalam ibadahlah nampak perbedaan antara agama. Dalam perspektif agama katolik, ibadah dipandang sebagai pertemuan antara Allah dan manusia, sebagai ungkapan ketaqwaan dan saling mengukuhkan dalam iman. Biasanya dalam ibadah Katolik dipakai simbol-simbol atau tanda yang khusus, karena baik untuk pengungkapan iman maupun untuk tanda kehadiran Allah, pemakaian bahasa atau ekspresi yang biasa dianggap kurang memadahi. Karena misteri Allah dan penyelamatanNya hanya dapat ditunjuk dengan tanda-tanda, tidak pernah dapat dirumuskan atau diungkapkan secara penuh oleh manusia.
Ibadah adalah kegiatan manusia yang beragama, lalu pertanyaanya mengapa perlu ibadah dalam hidup beragama? Yang pokok dalam agama adalah sikap batin, namun untuk mewujudnyatakan iman perlu pengungkapan yang nyata lewat tata cara ibadah. Gereja Katolik mengungkapkan imannya melalui perayaan-perayaan liturgi.Untuk membentuk hidup yang saleh bagi umat, diperlukan berbagai bentuk ibadah. Tidak akan ada agama tanpa iman dan tidak ada ibadah tanpa agama.

I.      Macam-macam ibadah dalam Gereja Katolik
Secara garis besar dalam agama katolik ibadah digolongkan dalam 2 bagian besar.
A.   Ibadah Rohani
Yang dimaksudkan dengan ibadah rohani adalah setiap ibadah yang dilakukan dalam Roh oleh setiap orang Katolik. Dalam urapan Roh, seluruh hidup umat Katolik dapat dijadikan satu ibadah rohani. Doa dan ibadat merupakan salah satu tugas Gereja untuk menguduskan umatnya, oleh karena itu Gereja bertekun dalam doa, memuji Allah, dan mempersembahkan diri sebagai kurban yang hidup, suci dan berkenan kepada Allah. Itulah ibadah rohani yang sejati (bdk. Rm 12:1).
1)      Doa
a)     Arti Doa
b)     Fungsi Doa
c)     Macam-macam doa
d)     Syarat doa yang baik
2)      Perayaan Sakramen
a)     Arti Sakramen
-       Forma artinya kata-kata yang menjelaskan peristiwa ilahi
-       Materia artinya barang atau tindakan tertentu yang kelihatan.
b)     Fungsi/makna Sakramen

Bersambung.............
Rm. Petrus Subowo, SCJ