Cari Blog Ini

Senin, 31 Januari 2011

Taman Raja STUD Bersiap jadi Pemimpin


Beginilah situasi Gereja STUD - Jambi stasi luar kota. Sedang membenahi dirinya, dan akan terus berkembang di dalam nama Yesus Kristus

Keinginan untuk berkembang ini tidak hanya dinyatakan secara fisik. Hal ini dibuktikan dengan adanya Pembinaan Kepemimpinan Ibadat kematian/Perawatan Jenazah dari Seksi Katekese dan Seksi Liturgi di Gereja STUD ini. Pembinaan yang dilaksanakan pada Sabtu 29 Januari 2011 dan Minggu 30 Januari 2011 ini mendapat tanggapan yang cukup tinggi dari umat.

 
 


Pembinaan ini disampaikan oleh 5 narasumber yaitu Romo Petrus Subowo, SCJ, Pak Samso, dan Pak Siagian yang menyampaikan tentang kepemimpinan Ibadah kematian dan perawatan jenazah. Sementara Pak Sukadi menyampaikan tentang liturgi Ekaristi, dan Bu Fransisca serta Bu Sumiyati menyampaikan tentang dirigen dan organis dalam ibadah.

 


 


Kamis, 27 Januari 2011

Daftar Usulan Nyanyian Misa

4 Februari 2011 – Jumat Pertama

Lagu Pembuka : MB 516 / MB 609

Mzm Tgp / Renungan : MB 576

Alleluya / API : MB 639

Persiapan Persembahan : MB 505/ MB 666

Komuni : MB 282 / MB  512
Madah Pujian : MB 517 / MB 515


6 Februari 2011 - Hari Minggu Biasa V

Tema: Kamulah terang dunia

Ulasan:
Bukan untuk menjadi sombong tentang jasa kita sendiri tetapi untuk menjadi transparan bagi kehadiran Tuhan dalam dunia dalam dan melalui kita – itulah arti pesan Yesus; bukan untuk menyimpan terang ini dalam diri kita, tetapi untuk menyinari orang lain di sekitar kita. Maka kita akan menjadi makin terang, semakin kita berkontak dengan Tuhan. 
Lagu Pembuka : MB 160 / MB 611

Mzm Tgp / Renungan : MTA 859

Alleluya / API : MTA 955 / MB 640

Persiapan Persembahan : MB 229 / MB 231

Komuni : MB 292 / MB 689
Madah Pujian : MB 529 / MB 310

13 Februari 2011 - Hari Minggu Biasa VI
 Tema: Berbeda dengan ajaran nenek-moyang, Aku berfirman padamu

Ulasan:
Ajaran Yesus penuh wibawa. Ia diutus oleh Allah Bapa untuk mengembalikan dunia pada kehendak Allah semula yakni dunia yang takwa pada-Nya, dunia yang berorientasi pada kehendak Allah dan dengan demikian mencerminkan kebaikan, damai dan kerukunan. "Hukum" dalam Perjanjian Lama tidak berarti peraturan yang dijaga oleh polisi, tetapi sikap hati yang sinkron dengan sikap hati Allah, maka taat pada  hukum Allah dipandang sebagai "kebenaran" dan "kebebasan". 
Lagu Pembuka : MB 163/MB 603
Mzm TGP / Renungan : MTA 852
Alleluya / API : MTA 952 / MB 662
Persiapan Persembahan : MB 230 / MB 662
Komuni : MB 286 / MB 284
Madah Pujian : MB 461 / MB 701

20 Februari 2011 -  Minggu Biasa VII

Tema: Kasihilah musuhmu!
Ulasan:
Tuntutan Tuhan ini (yang tidak mau masuk akal) hanya dapat dimengerti dalam pengertian "holistik" / pandangan menyeluruh: Semua manusia adalah anak Allah; maka Allah berbisik-bisik pula dalam hati orang jahat (meski tidak mau didengarkan olehnya). Berbuat baik terhadap musuh berarti bekerja sama dengan Allah untuk mengundang dia menjadi orang baik. "Kasih" di sini bukan soal perasaan (ini tidak dapat dipaksakan) tetapi soal sikap hati yang memang sekali-kali dapat dan harus melawan budi / "akal sehat".
Lagu Pembuka : MB  165 / MB 176
Mzm Tgp / Renungan : MTA 823 / MB 585
Alleluya / API : MTA 952 / MB 642
Persiapan Persembahan : MB 235 / MB 246
Komuni : MB 285 / MB 289
Madah Pujian : MB 309 / MB 765


27 Februari 2011 - Hari Minggu Biasa VIII

Tema: Jangan kuatir akan hari esok
Ulasan:
Apakah nasehat Tuhan ini masih berlaku untuk zaman sekarang? - Tuhan tidak menyuruh kita untuk bersikap pasif / menggantungkan diri pada orang lain, tetapi untuk tetap bekerja dan berbuat apa yang dapat kita buat. Namun selebihnya itulah urusan Tuhan: bila kita jatuh sakit, bila kita di PHK-kan, bila kita kehilangan kepercayaan orang, bila datang musibah – pasti Tuhan akan membantu, namun dengan cara Tuhan yang biasanya lain dengan apa yang kita bayangkan.
Lagu Pembuka : MB 164 / MB 610
Mzm Tgp / Renungan : MTA 842 / MB 578
Alleluya / API : MTA 961 / MB 643
Persiapan Persembahan : MB 228 / MB 663
Komuni : MB 283 / MB 690
Madah Pujian : MB 313 / MB 763  

Roda

Suatu ketika, ada sebuah roda yang kehilangan salah satu jari-jarinya. Ia, tampak sedih. Tanpa jari-jari yang lengkap, tentu, ia tak bisa lagi berjalan dengan lancar. Hal ini terjadi saat ia melaju terlalu kencang ketika melintasi hutan. Karena terburu-buru, ia melupakan, ada satu jari-jari yang jatuh dan terlepas. Kini sang roda pun bingung. Kemanakah hendak di cari satu bagian tubuhnya itu?


Sang roda pun berbalik arah. Ia kembali menyusuri jejak-jejak yang pernah di tinggalkannya. Perlahan, ditapakinya jalan-jalan itu. Satu demi satu diperhatikannya dengan seksama. Setiap benda diamati, dan dicermati, berharap, akan ditemukannya jari-jari yang hilang itu. Ditemuinya kembali rerumputan dan ilalang. Dihampirinya kembali bunga-bunga di tengah padang. Dikunjunginya kembali semut dan serangga kecil di jalanan. Dan dilewatinya lagi semua batu-batu dan kerikil-kerikil pualam. Hei….semuanya tampak lain. Ya, sewaktu sang roda melintasi jalan itu dengan laju yang kencang, semua hal tadi cuma berbentuk titik-titik kecil. Semuanya, tampak biasa, dan tak istimewa. Namun kini, semuanya tampak lebih indah. Rerumputan dan ilalang, tampak menyapanya dengan ramah. Mereka kini tak lagi hanya berupa batang-batang yang kaku. Mereka tampak tersenyum, melambai tenang, bergoyang dan menyampaikan salam. Ujung-ujung rumput itu, bergesek dengan lembut di sisi sang roda. Sang roda pun tersenyum dan melanjutkan pencariannya.
Bunga-bunga pun tampak lebih indah. Harum dan semerbaknya, lebih terasa menyegarkan. Kuntum-kuntum yang baru terbuka, menampilkan wajah yang cerah. Kelopak-kelopak yang tumbuh, menari, seakan bersorak pada sang roda. Sang roda tertegun dan berhenti sebentar. Sang bunga pun merunduk, memberikan salam hormat.
Dengan perlahan, dilanjutkannya kembali perjalanannya. Kini, semut dan serangga kecil itu, mulai berbaris, dan memberikan salam yang paling semarak. Kaki-kaki mereka bertepuk, membunyikan keriangan yang meriah. Sayap-sayap itu bergetar, seakan ada ribuan genderang yang di tabuh. Mereka saling menyapa. Dan, serangga itu pun memberikan salam, dan doa pada sang Roda. Begitu pula batu dan kerikil pualam. Kilau yang hadir, tampak berbeda jika di lihat dari mata yang tergesa-gesa. Mereka lebih indah, dan setiap sisi batu itu memancarkan kemilau yang teduh. Tak ada lagi sisi dan ujung yang tajam dari batu yang kerap mampir di tubuh sang Roda. Semua batu dan pualam, membuka jalan, memberikan kesempatan untuk melanjutkan perjalanan.
Setelah lama berjalan, akhirnya, ditemukannya jari-jari yang hilang. Sang roda pun senang. Dan ia berjanji, tak akan tergesa-gesa dan berjalan terlalu kencang dalam melakukan tugasnya.
Sobat, begitulah hidup. Kita, seringkali berlaku seperti roda-roda yang berjalan terlalu kencang. Kita sering melupakan, ada saat-saat indah, yang terlewat di setiap kesempatan. Ada banyak hal-hal kecil, yang sebetulnya menyenangkan, namun kita lewatkan karena terburu-buru dan tergesa-gesa.
Hati kita, kadang terlalu penuh dengan target-target, yang membuat kita hidup dalam kebimbangan dan ketergesaan. Langkah-langkah kita, kadang selalu dalam keadaan panik, dan lupa, bahwa di sekitar kita banyak sekali hikmah yang perlu di tekuni.
Seperti saat roda yang terlupa pada rumput, ilalang, semut dan pualam, kita pun sebenarnya sedang terlupa pada hal-hal itu. Sobat, coba, susuri kembali jalan-jalan kita. Cermati, amati, dan perhatikan setiap hal yang pernah kita lewati. Runut kembali perjalanan kita.
Adakah kebahagiaan yang terlupakan? Adakah keindahan yang tersembunyi dan alpa kita nikmati? Kenanglah ingatan-ingatan lalu susuri dengan perlahan. Temukan keindahan itu!!

Sahabat Sejati

urung gagak berwarna hitam mengkilat adalah penghuni sebuah pohon. Kura-kura dengan rumahnya yang keras tinggal di sebuah kolam. Seekor tikus kecil berwarna coklat tinggal di sebuah lubang di bawah sebatang pohon. Rusa berwarna kuning emas dengan totol-totol besar tinggal di hutan, tetapi sering datang untuk bertemu teman-temannya. Mereka adalah kelompok yang aneh, tetapi mereka sahabat yang baik.

Mereka telah sepakat mengadakan pertemua setiap pagi. Tiga dari mereka datang, tetapi rusa tidak. “Barangkali rusa dalam bahaya. Mari kita cari dia.” Burung gagak kemudian terbang di atas rimba dan mencari di mana rusa. Ketika gagak memeriksa di suatu tempat, dia melihat rusa terperangkap di dalam jerat pemburu. Gagak kembali ke tempat pertemuan dan mereka memutuskan untuk membebaskan rusa apa pun resikonya.

“Tikus yang akan menggigit jerat,” mereka sepakat. Tikus diberangkatkan dengan menumpang di punggung burung gagak. Mereka mendarat dengan selamat di tempat tujuan dan mulai menggigit tali. Tikus hanya membutuhkan sedikit waktu untuk membebaskan sahabat mereka. Pada saat itu kura-kura juga tiba di tempat itu. Mereka merayakan pembebasan sahabat mereka dengan sorak gembira.

Beberapa saat kemudian mereka mendengar langkah-langkah mendekat. Ternyata seorang pemburu datang. Burung gagak terbang. Tikus menyembunyikan dirinya di dalam sebuah lubang. Rusa melarikan diri. Hanya kura-kura yang tertinggal.

“Aduh, rusa sudah melarikan diri!” seru pemburu. Segera pemburu menangkap kura-kura. “Sekurang-kurangnya saya bisa menyantap masakan yang lezat dari kura-kura besar ini,” katanya. Dia mengikat kura-kura dan membawanya. Tiga sahabat tercengang dengan kejadian itu. Mereka memutuskan untuk menolong kura-kura.

Rusa menghentikan larinya. Pemburu itu melepaskan kura-kura dan mengejar rusa untuk menangkapnya.  Tikus tidak melewatkan kesempatan itu untuk memotong jerat yang mengikat kura-kura. Kura-kura merangkak pergi dan selamat. Rusa lari dan luput dari kejaran pemburu. Akhirnya, keempat sahabat itu disatukan lagi.


Buah persahabatan sejati sungguh membahagiakan.
Disadur dari:
Cercah-cercah hikmah, P. Cosmas Fernandes, SVD, Kanisius

Rabu, 26 Januari 2011

Warta Paroki 19 Tahun VII

  • Bina iman anak Bunda Kudus Kids setiap hari Sabtu pukul 17.00 Wib di gedung paroki
  • Renungan bulan Januari tersedia di warung paroki
  • Kepada para mahasiswa/i yang mengikuti kuliah Agama Katolik dengan Bpk. LY. Tukijan dan Bpk. Alfonsus Kua, dimohon kehadirannya dan berkumpul pada hari Minggu, 30 Januari 2011, pkl. 11.00 (sesudah Misa Kudus II) bertempat di gedung paroki lt. 2
  • Pertemuan Prodiakon akan diadakan pada hari Senin, 31 Januari 2011, pada pkl. 19.30 bertempat di gedung paroki lt.2, dengan acara pendalaman materi Perawatan Jenazah dan Pemakaman
  • Kursus Persiapan Perkawinan akan dimulai pada tanggal 12 Februari 2011, bagi yang berminat mengikuti Kursus tersebut dimohon untuk mendaftarkan diri kepada Sdr. Viktor setiap jam kerja di sekretariat paroki
  • Katekumen Dewasa dengan pendamping Bapak C. Mujito, telah dimulai, pelajaran setiap hari Sabtu, pkl. 18.00, bertempat di gedung paroki lt. 2. Bagi yang berminat untuk mengikuti pelajaran dipersilakan langsung datang dan bergabung pada waktu tersebut
  •  Dalam rangka memperingati hari ulang tahun RS. St. Theresia yang ke-14 dan hari Orang Sakit Sedunia, maka akan diadakan pemeriksaan kesehatan GRATIS bagi anggota kelompok Lansia St. Rafael yang berumur di atas 55 tahun. Pemeriksaan meliputi: pemeriksaan tulang, gula darah, cholesterol, dan asam urat. Mengingat tempat terbatas maka bagi yang berminat dimohon mendaftarkan diri kepada petugas di depan Gereja setelah misa kudus. Pemeriksaan akan dilaksanakan pada tanggal 8 dan 9 Februari 2011, bertempat di aula RS. St. Theresia Jambi pada pkl. 08.00 s.d. selesai.

Gembala Menyapa

Makna Ibadah dalam perspektif agama katolik
 
Agama merupakan pengungkapan iman dalam arti yang luas. Dalam agama iman mendapat bentuk yang khas, yang memampukan orang beriman mengkomunikasikan imannya dengan orang lain, baik yang beriman maupun yang tidak. Dalam agama orang memperlihatkan sikap hati dan batinnya di hadapan Allah. Sikap manusia di hadapan Allah antara lain tampak jelas dalam sikap dan tanggung jawabnya terhadap sesama dan alam sekitarnya.
Agama terjalin erat dengan kebudayaan. Untuk mengenal dan menyembah Allah, manusia perlu mengembangkan pikiran dan kemampuan mengungkapkan imannya. Oleh karena itu umat beriman “meminjam dari adat-istiadat dan tradisi-tradisi para bangsa, dari kebijaksanaan dan ajaran mereka, dari kesenian dan ilmu pengetahuan mereka, segala sesuatu merupakan sumbangan untuk mengakui kemuliaan Sang Pencipta, memperjelas Rahmat Sang Penebus dan mengatur hidup Kristiani dengan seksama” (AG 22). Sikap orang beriman terhadap Allah, khususnya iman, pengharapan dan kasih diungkapkan dalam bahasa dan kebudayaan yang ada.

Iman dan Agama

Iman merupakan suatu sikap “penyerahan diri seutuhnya kepada Allah” (DV 5). Iman adalah jawaban manusia kepada Allah yang mewahyukan Diri kepada manusia. Iman itu sebagai jawaban, maka untuk beriman diperlukan sebuah keyakinan bahwa Allah itu ada dan penting bagi hidup manusia, tidak hanya dengan pikiran tetapi juga dengan kehendak dan perbuatan. Iman menyangkut hidup manusia seluruhnya, budi, hati dan kehendaknya. Iman bukan hanya soal hati dan emosi atau moral dan kewajiban, 
tetapi juga rasionalitas kehidupan manusia, oleh karena itu iman tidak terlepas dari pengalaman hidup dan riligius manusia setiap hari. Iman adalah pengalaman menyerahkan diri secara total kepada Allah. Dalam hidup manusia sikap batin itu harus dinyatakan keluar, baik kepada sesama maupun dengan alam sekitarnya.Agama adalah ungkapan hubungan antara manusia dengan Yang Ilahi, yaitu kekuasaan yang kudus yang dianggap lebih tinggi dari keberadaan manusia itu sendiri. Terhadap yang Ilahi tersebut manusia mengalami daya tarik, rasa takut dan ketergantungan, manusia menyebut kepada Yang Ilahi tersebut dengan berbagai nama : Allah, Tuhan, Dewa, Gusti dls.
Jelas sekali bahwa yang pokok dalam agama adalah sikap batin. Agama yang bersifat lahiriah melulu dengan sendirinya menjadi formalisme dan sering kosong, tanpa isi. Namun tanpa bentuk yang nyata komunikasi iman tidak akan mungkin terjadi. Biarpun sikap batin paling penting, namun tanpa pengejawantahan yang jelas iman tidak sungguh manusiawi. Penghayatan iman memerlukan agama. Perbedaan pokok berhubungan dengan sikap batin sendiri dan gambaran Allah. Perbedaan pengalaman, pemahaman dan perumusan menyebabkan perbedaan antara agama, dimana Allah dipahami secara berbeda-beda, tidak hanya menurut perbedaan agama, tetapi juga dalam satu agama itu sendiri. Perjumpaan dengan saudara-saudari yang beragama lain akan memperkaya kehidupan beriman dan beragama. Inilah pluralisme pandangan mengenai Allah dalam hidup beragama.
Apapun agamanya, agama harus berfungsi dalam hidup manusia. Agama dapat memberi dukungan, hiburan dan rekonsiliasi bagi manusia. Agama juga dapat sebagai kontrol sosial, berperan serta aktif untuk mengevaluasi dan memberi masukan dalam kehidupan ini sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya dengan kata lain agama dapat memberikan pedoman penilaian secara kritis terhadap norma-norma yang ada dalam masyarakat. Agama juga harus berperan untuk pertumbuhan dan pendewasaan individu dalam perkembangan kepribadian manusia. Dan lewat upacara dan ibadah, agama memberi dasar bagi rasa aman dan identitas yang lebih mengena dan utuh ditengah-tengah perubahan jaman yang tidak pasti ini.


Ibadah Dalam Agama Katolik

Walaupun ibadah ada di dalam setiap agama, namun dalam ibadahlah nampak perbedaan antara agama. Dalam perspektif agama katolik, ibadah dipandang sebagai pertemuan antara Allah dan manusia, sebagai ungkapan ketaqwaan dan saling mengukuhkan dalam iman. Biasanya dalam ibadah Katolik dipakai simbol-simbol atau tanda yang khusus, karena baik untuk pengungkapan iman maupun untuk tanda kehadiran Allah, pemakaian bahasa atau ekspresi yang biasa dianggap kurang memadahi. Karena misteri Allah dan penyelamatanNya hanya dapat ditunjuk dengan tanda-tanda, tidak pernah dapat dirumuskan atau diungkapkan secara penuh oleh manusia.
Ibadah adalah kegiatan manusia yang beragama, lalu pertanyaanya mengapa perlu ibadah dalam hidup beragama? Yang pokok dalam agama adalah sikap batin, namun untuk mewujudnyatakan iman perlu pengungkapan yang nyata lewat tata cara ibadah. Gereja Katolik mengungkapkan imannya melalui perayaan-perayaan liturgi.Untuk membentuk hidup yang saleh bagi umat, diperlukan berbagai bentuk ibadah. Tidak akan ada agama tanpa iman dan tidak ada ibadah tanpa agama.

I.      Macam-macam ibadah dalam Gereja Katolik
Secara garis besar dalam agama katolik ibadah digolongkan dalam 2 bagian besar.
A.   Ibadah Rohani
Yang dimaksudkan dengan ibadah rohani adalah setiap ibadah yang dilakukan dalam Roh oleh setiap orang Katolik. Dalam urapan Roh, seluruh hidup umat Katolik dapat dijadikan satu ibadah rohani. Doa dan ibadat merupakan salah satu tugas Gereja untuk menguduskan umatnya, oleh karena itu Gereja bertekun dalam doa, memuji Allah, dan mempersembahkan diri sebagai kurban yang hidup, suci dan berkenan kepada Allah. Itulah ibadah rohani yang sejati (bdk. Rm 12:1).
1)      Doa
a)     Arti Doa
b)     Fungsi Doa
c)     Macam-macam doa
d)     Syarat doa yang baik
2)      Perayaan Sakramen
a)     Arti Sakramen
-       Forma artinya kata-kata yang menjelaskan peristiwa ilahi
-       Materia artinya barang atau tindakan tertentu yang kelihatan.
b)     Fungsi/makna Sakramen

Bersambung.............
Rm. Petrus Subowo, SCJ  
 

Sabtu, 22 Januari 2011

Serigala di Depan Seekor Singa


Serigala belum pernah melihat singa sebelumnya. Ketika berhadapan dengan seekor singa untuk pertama kalinya, dia berlari cepat karena takut.

Ketika melihat singa untuk kedua kalinya, dia berhenti dan memandang binatang yang menyeramkan itu. Kemudian, dia pergi.

Ketika singa yang sama berpapasan lagi dengannya, serigala cukup berani untuk memberi salam kepada singa. Singa itu membalas salamnya. Mereka bertukar cerita tentang rimba dan para penghuninya seolah-olah mereka adalah sahabat. Ketakutan telah berganti dengan perkenalan dan persahabatan.


Kepercayaan melahirkan kepercayaan.
Disadur dari:
Cercah-cercah hikmah, P. Cosmas Fernandes, SVD, Kanisius

Gembala Menyapa


Arti dan Makna sebagai murid Yesus

Umatku yang dikasihi Allah….
Baru saja kita merayakan Pembaptisan Tuhan Yesus. Yesus dipermandikan oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan. Dalam pembaptisan Tuhan Yesus ada suatu peristiwa yang indah yakni setelah Yesus dibaptis terdengar suara dari sorga yang mengatakan, ”Inilah Putera kesayanganKu. Ia berkenan di hatiKu”. Peristiwaa itu ditandai dengan terbuka langit dan turunnya Roh Allah seperti burung merpati ke atas Yesus. Ini peristiwa mengagumkan bagi kehidupan kita, terutama kehidupan iman kita.
Kalau kita merayakan pembaptisan Tuhan Yesus, apa arti dan maknanya bagi kita. Kalau kita merayakan pembaptisan Tuhan Yesus sebenarnya kita sedang merayakan kehidupan kita. Kita yang telah dibaptis diingatkan kembali akan makna kehidupan kita. Kita diingatkan bahwa kita telah dimasukkan kedalam kehidupan Yesus. Maka bagi kita yang telah dipermandikan, dengan merayakan pembaptisan Tuhan Yesus kita diajakkan merenungkan dan memaknainya kembali pembaptisan kita.
Umatku yang dikasihi Allah.......
Kita dengan menerima pembaptisan dari Tuhan dalam iman akan Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus memiliki arti dan makna yaitu
Pertama, dengan dibaptis kita disatukan dengan hidup Yesus. Hidup Yesus itu ditandai oleh 3 hal yaitu, bahwa Yesus hidup mengalami penderitaan dan kesengsaraan. Kita ingat kembali bahwa setelah dibaptis Yesus banyak menerima cacian, penghinaan
fitnahan, ancaman, dan yang paling mengerikan adalah siksaan dalam perjalanan salib.
Perlakuan ini didapat justru dari orang-orang yang dicintaiNya, dilayaniNya dan orang-orang yang mau ditebusNya. Pengalaman ini menjadi pengalaman penderitaan dan kesengsaraan dalam hidupNya. Maka kalau kita dipermandikan dan artinya kita disatukan dengan hidup Yesus, jika kita mengalami penderitaan dan kesengsaraan dalam kehidupan kita, kita tidak boleh kalah dengan penderitaan dan kesengsaraan itu. Sebab Tuhan yang kita ikuti telah lebih dahulu mengalami penderitaan dan kesengsaraan itu. Tanda yang kedua dari hidup Yesus yaitu bahwa Yesus mengalami kematian. Kematian yang dialami Yesus bukan hanya kematian nama tetapi juga kematian nyawa. Dan kematianNya tidak seperti yang dialami banyak orang, kematianNya sangat terhina yaitu mati diatas kayu salib. Sekali lagi yang mematikanNya adalah orang-orang yang dicintai, dilayani dan yang mau ditebusNya. Dalam menjalani kehidupan ini seringkali kita mengalami dimatikan. Sebagai murid Yesus, orang Katolik, seringkali kita dimatikan nama baiknya, dimatikan kariernya, dimatikan jabatannya, dimatikan masa depannya. Jika kita memiliki pengalaman ini, kita tidak boleh putus asa, Yesus sudah lebih dulu mengalaminya. Pengalaman kematian ini tidak akan mengalahkan kita. Tanda yang ketiga dari hidup Yesus adalah bahwa Yesus mengalami kebangkitan. Yesus bangkit. Yesus memang menderita, Yesus memang dihina dan dicaci, bahkan Yesus memang mati. Tetapi pengalaman itu tidak mengalahkan Yesus. Yesus bangkit. Kita juga bisa terpuruk, jatuh tak berdaya, bahkan merasa mati dalam kehidupan ini. Tetapi itu jangan sampai mengalahkan kita. Yang penting kita harus bangkit. Maka dalam Kitab Suci dikatakan bahwa jika Yesus tidak bangkit sia-sialah iman kita. Kalau kita tidak mengalami kebangkitan dalam kehidupan ini maka sia-sialah hidup kita. Karena itu yang penting adalah bangkit, bangkit dari sebuah kehidupan lama menjadi kehidupan baru bersama dengan Yesus. Yesus tidak pernah bertanya akan masa lalu kita. Yang terpenting bagi Yesus adalah masa kini, saat ini.
Arti dan makna kedua dari pembaptisan kita adalah dengan menerima pembaptisan berarti kita secara resmi dimasukkan kedalam persekutuan dengan Gereja. Kita diperkaya oleh Gereja dan Gereja kita perkaya. Karena kita telah dipersatukan dengan persekutuan Gereja maka hendaklah dalam hidup ini kita selalu membangun persekutuan. Persekutuan Gereja yang nyata adalah lingkungan, wilayah dan tentu saja paroki. Maka semuanya memiliki tugas dan kewajiban membangun persekutuan ini.
Arti dan makna ketiga dari pembaptisan kita adalah kita diangkat menjadi putera-putera Allah. Dengan menerima pembaptisan martabat kita diperbaharui. Sebelum dipermandikan, martabat kita adalah sebagai budak dosa, yaitu dosa asal atau dosa warisan. Tetapi setelah dipermandikan martabat kita diangkat menjadi putera-putera Allah. Identitas sebagai putera-puteri ini adalah putera-puteri Allah yang sangat disayangiNya. Inilah harta karun kita, harta mutiara hidup kita yang paling berharga. Permandian menjadikan kita ahli waris kerajaan sorga. Karena itu janganlah kita menukar identitas kita sebagai putera-puteri Allah dengan apapun juga, misalnya janganlah kita menukarnya dengan jabatan, dengan uang, dengan pacar...... Marilah kita memaknai identitas kita dengan baik agar kita sebagai ahli waris kerajaan sorga dimenangkan oleh Yesus sendiri.

Rm. Petrus Subowo, SCJ