KENTENTUAN PUASA & PANTANG TAHUN 2011
KEUSKUPAN AGUNG PALEMBANG
No. 60/Dio-4/II/2011
Saudara-saudari terkasih,
Berikut ini saya sampaikan ketentuan-ketentuan mengenai “Pantang dan Puasa” selama masa pra-Paskah tahun 2011.
Pertama:
Masa pra-Paskah adalah masa penuh rahmat; kesempatan untuk memperbaharui hidup sebagai umat beriman dengan bertobat. Setiap umat beriman hendaknya memanfaatkan waktu untuk mengembangkan hidup rohaninya dengan rajin berdoa (bersama di tengah keluarga maupun secara pribadi di tengah kesibukan kerjanya). Pertemuan kring/lingkungan atau wilayah, retret dan rekoleksi menjadi kesempatan kebersamaan sebagai umat dalam membaharui hidup. Menerima sakramen tobat dan rajin menghadiri perayaan ekaristi, merenungkan jalan salib Kristus, menjalani pantang, bermati raga, dan berpuasa merupakan sarana khusus pada masa pra-Paskah ini untuk semakin mengalami penyelamatan Kristus yang telah menderita, wafat, dan bangkit bagi dunia.
Kedua:
Agar suasana pra – Paska ini sungguh terjamin hendaknya dihindari pesta meriah yang kurang sesuai dengan semangat pantang dan puasa.
Ketiga:
Dalam masa pra – Paska ini Hari Puasa dilaksanakan pada hari RABU ABU (tanggal 09 Maret 2011), dan hari JUMAT AGUNG (tanggal 22 April 2011). Hari pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh hari Jumat selama masa pra – Paska.
Keempat:
Yang wajib berpuasa adalah semua orang katolik yang berumur delapan belas tahun sampai dengan awal tahun ke enam puluh. Sedangkan yang wajib berpantang adalah semua orang katolik yang berumur enam belas tahun ke atas. Maka kewajiban keluargalah untuk mendorong putra-putri remaja menjalankan pantang tersebut agar mereka dapat berkembang kuat dalam iman dan pribadinya.
Kelima:
Yang dimaksud dengan puasa, dalam arti yuridis (hukum) adalah: orang hanya diperbolehkan makan kenyang satu kali dalam satu hari. Sedangkan yang dimaksud dengan pantang secara yuridis adalah memilih makanan tertentu. Tidak makan daging, garam, tidak merokok, tidak jajan. Keluarga dalam kebersamaan dapat menentukan bersama apa yang paling bermakna untuk perkembangan iman dan kasih keluarga secara keseluruhan.
Keenam:
Menghayati pantang dan puasa: Menjalani pantang dan puasa merupakan ungkapan persatuan kita dengan sengsara dan wafat Kristus yang telah membawa keselamatan bagi kita, serta rasa sepenanggungan dengan mereka yang menderita di sekitar kita. Pantang dan puasa mengungkapkan pertobatan batin. Maka pantang menjadi sarana untuk mengendalikan hawa nafsu serta melatih diri untuk ugahari dan bijaksana.
Mengendalikan hawa nafsu:
Mengendalikan diri dari nafsu tak terkendali atas minuman keras, narkoba, dan rokok. Berhemat untuk beramal bagi banyak orang yang menderita, memperbaiki hubungan dengan sesama terutama dengan membina hati penuh pengampunan dan belas kasih. Tidak melampiaskan nafsu melalui tindak negatif (nafsu sex tak terkendali, merusak dan menghancurkan nama baik atau milik sesama.)
Ugahari dan bijaksana:
Pada masa Pra-Paskah ini kita harus menyederhanaan gaya hidup dengan tidak menunjukkan kemewahan, dan menumbuhkan semangat berkorban melalui pelayanan atau pekerjaan agar Tuhan dimuliakan.
Ketujuh:
Ungkapan tobat menjadi gerakan bersama melalui APP (Aksi Puasa Pembangunan) yang menjadi tanda pernyataan tobat secara lokal maupun nasional dari Gereja Katolik. Dan APP hendaknya dihayati sebagai kelanjutan ungkapan belas kasih Allah bagi manusia yang kekurangan.
Kedelapan :
Perbuatan “Amal” merupakan bagian penting dari masa pra – Paskah ini. Kita sebagai manusia sudah mendapatkan banyak dari Allah, maka beramal menjadi ungkapan terima kasih kepada Allah yang ingin memberi perhatian kepada saudara-saudari kita yang miskin dan menderita. Putra-putri kita sejak kecil harus dilatih beramal kasih. Sekolah-sekolah kita dan keluarga-keluarga harus membantu anak-anak belajar mempunyai hati yang murah bagi sesama. Semua diwajibkan beramal, juga kita yang masih miskin. Anda yang miskinpun dapat memberi dari kekurangan Anda seperti janda miskin yang dipuji oleh Yesus. Maka semangat Injil harus menjadi kekuatan yang nampak di tengah hidup Gereja, khususnya di masa puasa ini.
Tema Aksi Puasa Pembangunan (APP) tahun 2011 ini adalah: Pemberdayaan Kesejatian Hidup: Kesejatian Hidup dalam Perwujudan Diri.
Gerakan yang harus dilakukan untuk mewujudkan tema APP 2011 adalah:
1. Orang beriman harus dapat menjadi jembatan antar jurang perbedaan tua – muda, kaya – miskin. Hidup sebagai anak-anak Allah adalah hidup dalam solidaritas kebersamaan.
2. Bertobat dan membangun cara hidup yang layak sebagai anak-anak Allah, dengan harapan menjadikan hidup semakin rela berbagi seperti Yesus.
3. Hidup sebagai anak-anak Allah harus terbuka pada bimbingan Sabda Tuhan.
4. Menerima Sakramen Pengampunan, merayakan Ekaristi Kudus, berpantang dan berpuasa, dapat membantu kita menjadi Gereja yang melayani dengan rendah hati.
Semoga Anda dan saya disucikan oleh masa yang penuh rahmat ini dan menjadi berkat serta kabar gembira bagi sesama yang Anda tolong dan selamatkan.
Selamat Berpuasa
Ditetapkan di Palembang, pada tanggal 08 Febuari 2011
Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ
Uskup Agung Palembang