urung gagak berwarna hitam mengkilat adalah penghuni sebuah pohon. Kura-kura dengan rumahnya yang keras tinggal di sebuah kolam. Seekor tikus kecil berwarna coklat tinggal di sebuah lubang di bawah sebatang pohon. Rusa berwarna kuning emas dengan totol-totol besar tinggal di hutan, tetapi sering datang untuk bertemu teman-temannya. Mereka adalah kelompok yang aneh, tetapi mereka sahabat yang baik.
Mereka telah sepakat mengadakan pertemua setiap pagi. Tiga dari mereka datang, tetapi rusa tidak. “Barangkali rusa dalam bahaya. Mari kita cari dia.” Burung gagak kemudian terbang di atas rimba dan mencari di mana rusa. Ketika gagak memeriksa di suatu tempat, dia melihat rusa terperangkap di dalam jerat pemburu. Gagak kembali ke tempat pertemuan dan mereka memutuskan untuk membebaskan rusa apa pun resikonya.
“Tikus yang akan menggigit jerat,” mereka sepakat. Tikus diberangkatkan dengan menumpang di punggung burung gagak. Mereka mendarat dengan selamat di tempat tujuan dan mulai menggigit tali. Tikus hanya membutuhkan sedikit waktu untuk membebaskan sahabat mereka. Pada saat itu kura-kura juga tiba di tempat itu. Mereka merayakan pembebasan sahabat mereka dengan sorak gembira.
Beberapa saat kemudian mereka mendengar langkah-langkah mendekat. Ternyata seorang pemburu datang. Burung gagak terbang. Tikus menyembunyikan dirinya di dalam sebuah lubang. Rusa melarikan diri. Hanya kura-kura yang tertinggal.
“Aduh, rusa sudah melarikan diri!” seru pemburu. Segera pemburu menangkap kura-kura. “Sekurang-kurangnya saya bisa menyantap masakan yang lezat dari kura-kura besar ini,” katanya. Dia mengikat kura-kura dan membawanya. Tiga sahabat tercengang dengan kejadian itu. Mereka memutuskan untuk menolong kura-kura.
Rusa menghentikan larinya. Pemburu itu melepaskan kura-kura dan mengejar rusa untuk menangkapnya. Tikus tidak melewatkan kesempatan itu untuk memotong jerat yang mengikat kura-kura. Kura-kura merangkak pergi dan selamat. Rusa lari dan luput dari kejaran pemburu. Akhirnya, keempat sahabat itu disatukan lagi.
Buah persahabatan sejati sungguh membahagiakan.
Disadur dari:
Cercah-cercah hikmah, P. Cosmas Fernandes, SVD, Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar