Cari Blog Ini

Rabu, 26 Januari 2011

Gembala Menyapa

Makna Ibadah dalam perspektif agama katolik
 
Agama merupakan pengungkapan iman dalam arti yang luas. Dalam agama iman mendapat bentuk yang khas, yang memampukan orang beriman mengkomunikasikan imannya dengan orang lain, baik yang beriman maupun yang tidak. Dalam agama orang memperlihatkan sikap hati dan batinnya di hadapan Allah. Sikap manusia di hadapan Allah antara lain tampak jelas dalam sikap dan tanggung jawabnya terhadap sesama dan alam sekitarnya.
Agama terjalin erat dengan kebudayaan. Untuk mengenal dan menyembah Allah, manusia perlu mengembangkan pikiran dan kemampuan mengungkapkan imannya. Oleh karena itu umat beriman “meminjam dari adat-istiadat dan tradisi-tradisi para bangsa, dari kebijaksanaan dan ajaran mereka, dari kesenian dan ilmu pengetahuan mereka, segala sesuatu merupakan sumbangan untuk mengakui kemuliaan Sang Pencipta, memperjelas Rahmat Sang Penebus dan mengatur hidup Kristiani dengan seksama” (AG 22). Sikap orang beriman terhadap Allah, khususnya iman, pengharapan dan kasih diungkapkan dalam bahasa dan kebudayaan yang ada.

Iman dan Agama

Iman merupakan suatu sikap “penyerahan diri seutuhnya kepada Allah” (DV 5). Iman adalah jawaban manusia kepada Allah yang mewahyukan Diri kepada manusia. Iman itu sebagai jawaban, maka untuk beriman diperlukan sebuah keyakinan bahwa Allah itu ada dan penting bagi hidup manusia, tidak hanya dengan pikiran tetapi juga dengan kehendak dan perbuatan. Iman menyangkut hidup manusia seluruhnya, budi, hati dan kehendaknya. Iman bukan hanya soal hati dan emosi atau moral dan kewajiban, 
tetapi juga rasionalitas kehidupan manusia, oleh karena itu iman tidak terlepas dari pengalaman hidup dan riligius manusia setiap hari. Iman adalah pengalaman menyerahkan diri secara total kepada Allah. Dalam hidup manusia sikap batin itu harus dinyatakan keluar, baik kepada sesama maupun dengan alam sekitarnya.Agama adalah ungkapan hubungan antara manusia dengan Yang Ilahi, yaitu kekuasaan yang kudus yang dianggap lebih tinggi dari keberadaan manusia itu sendiri. Terhadap yang Ilahi tersebut manusia mengalami daya tarik, rasa takut dan ketergantungan, manusia menyebut kepada Yang Ilahi tersebut dengan berbagai nama : Allah, Tuhan, Dewa, Gusti dls.
Jelas sekali bahwa yang pokok dalam agama adalah sikap batin. Agama yang bersifat lahiriah melulu dengan sendirinya menjadi formalisme dan sering kosong, tanpa isi. Namun tanpa bentuk yang nyata komunikasi iman tidak akan mungkin terjadi. Biarpun sikap batin paling penting, namun tanpa pengejawantahan yang jelas iman tidak sungguh manusiawi. Penghayatan iman memerlukan agama. Perbedaan pokok berhubungan dengan sikap batin sendiri dan gambaran Allah. Perbedaan pengalaman, pemahaman dan perumusan menyebabkan perbedaan antara agama, dimana Allah dipahami secara berbeda-beda, tidak hanya menurut perbedaan agama, tetapi juga dalam satu agama itu sendiri. Perjumpaan dengan saudara-saudari yang beragama lain akan memperkaya kehidupan beriman dan beragama. Inilah pluralisme pandangan mengenai Allah dalam hidup beragama.
Apapun agamanya, agama harus berfungsi dalam hidup manusia. Agama dapat memberi dukungan, hiburan dan rekonsiliasi bagi manusia. Agama juga dapat sebagai kontrol sosial, berperan serta aktif untuk mengevaluasi dan memberi masukan dalam kehidupan ini sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya dengan kata lain agama dapat memberikan pedoman penilaian secara kritis terhadap norma-norma yang ada dalam masyarakat. Agama juga harus berperan untuk pertumbuhan dan pendewasaan individu dalam perkembangan kepribadian manusia. Dan lewat upacara dan ibadah, agama memberi dasar bagi rasa aman dan identitas yang lebih mengena dan utuh ditengah-tengah perubahan jaman yang tidak pasti ini.


Ibadah Dalam Agama Katolik

Walaupun ibadah ada di dalam setiap agama, namun dalam ibadahlah nampak perbedaan antara agama. Dalam perspektif agama katolik, ibadah dipandang sebagai pertemuan antara Allah dan manusia, sebagai ungkapan ketaqwaan dan saling mengukuhkan dalam iman. Biasanya dalam ibadah Katolik dipakai simbol-simbol atau tanda yang khusus, karena baik untuk pengungkapan iman maupun untuk tanda kehadiran Allah, pemakaian bahasa atau ekspresi yang biasa dianggap kurang memadahi. Karena misteri Allah dan penyelamatanNya hanya dapat ditunjuk dengan tanda-tanda, tidak pernah dapat dirumuskan atau diungkapkan secara penuh oleh manusia.
Ibadah adalah kegiatan manusia yang beragama, lalu pertanyaanya mengapa perlu ibadah dalam hidup beragama? Yang pokok dalam agama adalah sikap batin, namun untuk mewujudnyatakan iman perlu pengungkapan yang nyata lewat tata cara ibadah. Gereja Katolik mengungkapkan imannya melalui perayaan-perayaan liturgi.Untuk membentuk hidup yang saleh bagi umat, diperlukan berbagai bentuk ibadah. Tidak akan ada agama tanpa iman dan tidak ada ibadah tanpa agama.

I.      Macam-macam ibadah dalam Gereja Katolik
Secara garis besar dalam agama katolik ibadah digolongkan dalam 2 bagian besar.
A.   Ibadah Rohani
Yang dimaksudkan dengan ibadah rohani adalah setiap ibadah yang dilakukan dalam Roh oleh setiap orang Katolik. Dalam urapan Roh, seluruh hidup umat Katolik dapat dijadikan satu ibadah rohani. Doa dan ibadat merupakan salah satu tugas Gereja untuk menguduskan umatnya, oleh karena itu Gereja bertekun dalam doa, memuji Allah, dan mempersembahkan diri sebagai kurban yang hidup, suci dan berkenan kepada Allah. Itulah ibadah rohani yang sejati (bdk. Rm 12:1).
1)      Doa
a)     Arti Doa
b)     Fungsi Doa
c)     Macam-macam doa
d)     Syarat doa yang baik
2)      Perayaan Sakramen
a)     Arti Sakramen
-       Forma artinya kata-kata yang menjelaskan peristiwa ilahi
-       Materia artinya barang atau tindakan tertentu yang kelihatan.
b)     Fungsi/makna Sakramen

Bersambung.............
Rm. Petrus Subowo, SCJ  
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar