Ch.P.Margiyatno
Tahun
Iman dicanangkan oleh Yang Mulia Bapa Suci
Benediktus XVI dimulai dari tanggal 11 Oktober 2012 yang bertepatan
dengan ulang tahun yang ke 50 pembukaan Konsili Vatikan II, dan akan ditutup pada
Hari Raya Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam yakni pada tanggal 24 November 2013. Dalam
Perayaan Tahun Iman kali ini Paroki Sta. Teresia Jambi merangkai syukur sekaligus memperingati 90
Tahun Prefectur Apostolic Bengkulu yakni cikal bakal berdirinya Keuskupan
Palembang; 40 Tahun Imamat Yang Mulia Mgr. Aloysius
Sudarso, SCJ yang ditahbiskan menjadi Imam pada tanggal 14 Desember 1972 saat
itu bersama dengan Rm. St. Endrakaryanta, SCJ di Paroki Tugumulyo; dan Peringatan 10 Tahun Keuskupan
Agung Palembang.
Pastor
Paroki Sta Teresia Jambi, Rm Antonius Yuswita, SCJ mengajak seluruh umat untuk
menyatukan syukur dalam Perayaan Ekaristi yang dipimpin langsung oleh Uskup
Agung Palembang, Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ pada hari Minggu, 3 Februari 2013. “Kasih
Tuhan itu tidak terkira, keagungan cinta-Nya tak berkesudahan dan bagai seorang
petani Ia begitu setia menjamin pertumbuhan benih yang ditabur-Nya. Ia mengolah
tanah begitu suburnya, menabur benih dengan sukacita, menunggu pertumbuhannya.
Memupuk, menyiangi dan penuh kesabaran menanti buahnya, oleh sebab itu mari
kita bersyukur dalam Ekaristi”. kata Rm Yuswita.
Sembilan
puluh tahun yang lalu Tuhan mulai menabur benih kerajaan-Nya dibumi Pasemah,
dan bagai biji sesawi kerajaan-Nya telah bertumbuh dan berkembang keseluruh
wilayah Sumatera bagian selatan yang meliputi provinsi Bengkulu, Jambi dan
Sumatera Selatan. Pertumbuhan itu juga meninggi, berawal dari Perfektur
Apostolik tahun 1923, menjadi Vikariat Apostolik tahun 1939, menjadi Keuskupan tahun
1961 dan Keuskupan Agung Palembang tahun 2003.
Untuk
menjamin pertumbuhan benih itulah empat puluh tahun yang lalu Tuhan mengutus
Aloysius Sudarso sebagai Imam, kemudian enambelas tahun lalu menariknya menjadi
Uskup dan enam tahun kemudian menjadikannya Uskup Agung. Sembilan puluh tahun
bukanlah sebuah kurun waktu yang singkat untuk menjadi Gereja yang hidup dan
empat puluh tahun bukanlah rentangan hari yang pendek untuk sebuah ziarah
imamat. Hanya karena kelimpahan rahmat dari Allah yang telah menabur dan yang memanggil,
semua rencana-Nya menjadi nyata.
Dalam umat ada Roh Allah.
Paroki
Sta. Teresia yang pada tahun 1935 hanya terdiri dari beberapa orang etnis
Tionghoa kini telah berkembang menjadi paroki yang besar, karena dalam diri
umat ada Roh Allah yang menggerakkan dan menjadi sumber kekuatan.
Mengapa tahun ini dicanangkan sebagai Tahun Iman? Monsignur
Sudarso menjelaskan: “Karena di zaman yang serba modern ini iman menghadapi
banyak tantangan. Oleh karena itu Gereja merupakan Pasamuan Suci dimana banyak
umat berbagai lapisan dapat berkumpul dan bertemu, mesti menjadi tempat
pembinaan berbagai bidang bagi anak-anak agar iman kekatolikannya menjadi
tumbuh dan berkembang; Gereja
menjadi tempat pelatihan yang bagus untuk para bapak-ibu, orang tua dan para
tokoh-tokoh umat agar dapat semakin mencintai keluarga dan sesamanya”. Demikian
dijelaskan oleh Uskup Sudarso.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar