A. Prakata
Sebagian umat mungkin masih memiliki berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan Doa Bapa Kami, doa yang diajarkan oleh Yesus sendiri. Pertanyaan itu misalnya; mengapa doa Bapa Kami yang kita doakan tidak seperti yang diajarkan Yesus sebagaimana terkandung dalam Injil (Matius 6;9-13 dan Lukas 11;2-4)? Bagaimana sikap badan ketika memanjatkan doa Bapa Kami? Mengapa Yesus mengajarkan kita menyapa Allah dengan sebutan Bapa? Tidakkah doa Bapa Kami mengandung nilai diskriminatif bagi kaum wanita, melestarikan budaya Patrilinial? Apa maksudnya ungkapan,”…ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami…” Ini terasa janggal, seolah Allah harus mencontoh kita? Bolehkah kami berdoa Bapa Kami langsung dari Injil (Matius dan Lukas)? Dalam berbagai kelompok ketika berdoa Bapa Kami, mengapa saling bergandengan tangan? Dan seterusnya.
Berbagai pertanyaan di atas sangat baik dalam rangka membangun pemahaman dan penghayatan doa yang lebih baik. Tulisan ringkas ini tidak untuk menjawab semua pertanyaan di atas, melainkan untuk memberikan catatan-catatan perbandingan teks Doa Bapa Kami yang ada dalam Injil Matius, Lukas dan yang kita miliki sekarang, serta mendalami makna yang diungkapkan dalam Doa Bapa Kami.
B. Catatan Perbandingan Teks Doa Bapa Kami
Teks Doa Bapa Kami dapat kita lihat dalam Injil Matius 6;9-13 dan Injil Lukas 11;2-4, serta teks yang kita pakai saat ini.
Dalam Injil Matius 6;9-13 disebutkan Doa Bapa Kami sebagai berikut; 9)Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah namaMu, 10)datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga. 11)Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, 12) dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; 13) dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat.
Bapa Kami dari Matius memuat tujuh permohonan. Matius memang menyukai angka tujuh: dua kali tujuh keturunan dalam silsilah Yesus, 1;17; tujuh ucapan bahagia, 5:3; tujuh perumpamaan, 13;3; mengampuni tidak hanya tujuh kali, melainkan tujuh puluh kali tujuh kali, 18;22; tujuh kutuk yang dilontarkan kepada orang Farisi, 23;13; tujuh bagian dalam Injil Matius. Barang kali Matius bermaksud mencapai tujuh permohonan melalui doa Bapa Kami.
Untuk Matius 6;11,”pada hari ini makanan kami yang secukupnya”. Menurut para ahli, terjemahan ini merupKn ungkapan tradisional sebagai terjemahan kata-kata Yunani yang sesungguhnya sukar dipahami. Para Pujangga Gereja suka menerapkannya pada roti Ekaristi, Yohanes 6;22, dan pada roti firman Allah.
Doa Bapa Kami yang termuat dalam Injil Lukas 11;2-4; 2)Jawab Yesus kepada mereka,”apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah namaMu. 3)Berilah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya 4)dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami, dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan”.
Dapat kita lihat adanya lima permohonan, berbeda dengan injil Matius.
Sedangkan Doa Bapa Kami kita ucapkan adalah; Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu, datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu, di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rejeki pada hari ini. Dan ampunilah kesalahankami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami, dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin.
Kita yakin Doa Bapa Kami berasal dari Yesus Kristus sendiri. Dengan adanya tiga rumusan di atas, kita bertanya; mengapa ketiga doa Bapa Kami yang bersumber dari Yesus sendiri bisa berbeda dalam pengungkapannya oleh Matius, Lukas dan kita sekarang? Mana rumusan yang paling asli\benar?
Sesungguhnya ketiga rumusan di atas tidaklah memuat perbedaan yang mendasar. Esensi atau hakekatnya sebenarnya sama.
Adanya perbedaan ungkapan dapat dimengerti karena tidak semua murid Yesus waktu itu dengan serta-merta mau mengunggulkan doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus sebagai sarana utama menjelaskan hubungan Yesus dengan Allah. Sebab kita tahu bahwa Injil pertama-tama merupakan endapan iman para murid Yesus, bukan catatan kata-perkata dari kisah perjalanan seorang Guru. Maka dapat dipahami, yang mengendap dalam diri Matius tidak sepenuhnya sama dengan diri Lukas. Mereka memiliki latar belakang yang berbeda, yang menentukan cara atau bahasa yang berbeda dalam mengungkapkan pengalamannya bersama Yesus Sang Guru.
C. Makna-Makna Yang Terkandung dalam Doa Bapa Kami
Bapa Kami
Istilah Bapa dalam Doa Bapa Kami yang dipakai Yesus berasal dari kata “Abba” (bahasa Aram). Makna “Abba” atau Bapa ini mau memperlihatkan hubungan pribadi yang erat dan mesra antara ayah dan anak, atau anak dan ayahnya. “Abba” adalah ungkapan seorang anak kecil maupun dewasa untuk ayah yang baik dan sangat ia sayangi.
“Bapa Kami” merupakan ajakan Yesus untuk murid-Nya agar menyadari bahwa Allah selalu ingin membangun hubungan erat dan mesra dengan manusia. Hubungan erat dan mesra tersebut akan membuka pintu Kerajaan Allah.
Semua orang diundang untuk ikut menjadi putera Allah. Dengan menerima ajakan untuk menyebut Allah sebagai Bapa dan menerima diri menjadi putera Allah, manusia juga wajib menjalin hubungan baru dengan manusia lain sebagai sesama putera Allah, sebagai saudara dan saudari.
Apakah ketika kita mengucapkan ‘Bapa Kami”, kita menghayati makna atau ajakan Yesus di atas, sehingga terbuka untuk mencintai sesama sebagai saudara yang satu Bapa?
Yang Ada di Surga
Makna “surga” tidak menunjuk pada “suatu tempat” di mana Allah berada, melainkan kepada suatu cara keberadaan dan suasana kehadiran Allah. Allah ada dalam kemuliaan dan hadir dalam hati manusia yang percaya untuk diselamatkan.
Dimuliakanlah NamaMu
Ungkapan ini adalah sebuah permohonan agar nama Allah dimuliakan. Dalam permohonan ini, kita mengakui nama Allah dan kita mengakuinya sebagai suatu nama yang kudus. Di sini digemakan kembali proses pewahyuan Nama yang kudus lewat Musa dan Yesus, dan akhirnya pada kita, dengan harapan akan sampai kepada setiap orang di dunia.
Datanglah KerajaanMu
Ungkapan prmohonan ini erat berhubungan dengan “dimuliakanlah namaMu”. Kerajaan Allah yang menjadi warta pokok hidup pelayanan Yesus diharap segera terwujud tuntas dan sempurna. Penyempurnaan tuntas yang akan terjadi saat kedatangan Tuhan pada akhir jaman, tidak saja diharapkan, melainkan juga sangat dirindukan. Dalam kerinduan inilah, para pengikut Kristus (kita) mohon agar Kerajaan Allah segera terwujud di dunia ini. Gereja perdana menyampaikan kerinduan ini pada bagian akhir/penutup ibadat mereka.
Jadilah KehendakMu
Bapa telah membuat kehendak-Nya dikenal lewat Putera-Nya, Yesus Kristus. Dalam doa permohonan ini, kita mengakui kehendak Bapa dan kita mengungkapkan keinginan kita untuk mempersatukan kehendak kita dengan kehendak Putera-Nya, serta keinginan kita untuk melaksanakan kehendak Bapa demi keselamatan kita.
Di Atas Bumi Seperti di Dalam Surga
Di bumi Kerajaan Allah telah terwujud dalam hidup Yesus sesuai dengan kehendak Bapa di surga. Yesus taat sampai mati kepada Bapa. Karena itu, saat ini dimohon agar Kerajaan Allah juga terwujud melalui ketaatan para pengikut Yesus kepada kehendak Bapa di surga. Semoga Allah yang sudah memenangkan perjuangan Yesus, juga akan memenangkan perjuangan para pengikut Yesus, sehingga hanya kehendak Allah saja yang akan menguasai dan menentukan sikap dan langkah murid Yesus (kita).
Berilah Kami Rejeki Pada Hari Ini
Sebagai suatu jemaat, sadar akan persatuan dan tanggung jawab bersama, kita mohon kepada Bapa untuk memberi kita masing-masing apa saja yang kita butuhkan untuk hidup sehari-hari, baik secara jasmani maupun rohani. Dari sini dapat dipahami, mengapa doa Bapa Kami yang kita ucapkan saat ini agak berbeda dengan teks Matius dan Lukas.
”Rejeki pada hari ini” secara khusus mengingatkan akan roti rohani dalam Ekaristi, dengan mana kita dapat memberi makan diri kita setiap hari. Doa permohonan ini juga mengingatkan perlunya memperhatikan saudara-saudari kita agar mereka juga menerima rejeki mereka sehari-hari, baik jasmani maupun rohani.
Dan Ampunilah Kesalahan Kami, seperti Kami pun Mengampuni yang Bersalah Kepada Kami
Ungkapan ”seperti kami pun mengapuni” maksudnya bukanlah bahwa kita memberi contoh kepada Allah. Sebab dalam Lukas 6;36 dikatakan: ”hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati”. Dengan mengampuni dan mengasihi musuh, kita menjadi anak-anak Allah (Lukas 6;35). Maka kalau memiliki semangat pengampunan, yakni semangat anak-anak Allah, kita berani memohon pengampunan dari Allah juga. Jelas, bahwa ungkapan permohonan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami, memiliki syarat: membawa diri sebagai anak Allah dengan mengampuni yang bersalah kepada kami.
Dan Janganlah Masukkan Kami ke dalam Pencobaan
Makna ungkapan ini adalah memohon agar Tuhan tidak membiarkan kita masuk ke dalam pencobaan. Masuk ke dalam pencobaan berbeda dengan digoda.
Kita berdoa agar kita dapat menghindari pencobaan yang tidak perlu, dan jika digoda, kita dapat menolaknya dengan bantuan Roh Kudus.
Tetapi Bebaskanlah Kami dari yang Jahat
Kita mohon dibebaskan dari kejahatan, bukan yang bersifat abstrak tetapi dari seorang pribadi, yakni setan, sumber segala kebohongan. Kita berdoa agar kemenangan akhir terhadap setan/sijahat tampak dalam hidup kita dan dalam dunia. Kita berdoa agar bisa ikut ambil bagian dalam kemenangan akhir terhadap setan. (Alfonsus Kua)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar