Cari Blog Ini

Senin, 18 Oktober 2010

Gembala Menyapa (17 Oktober 2010)

Saudara - saudari seluruh umat yang terkasih,

Mulai terbitan minggu ini "Warta Paroki" tampil beda. Dalam setiap terbit akan ditampilkan "Gembala Menyapa" pada halaman depan, yang merupakan tulisan para romo sebagai gembala umat di Paroki St. Teresia Jambi ini, bisa berupa renungan atau ajakan/himbauan atau suatu fokus khusus yang pantas menjadi perhatian kita bersama.

Pada minggu ke XXIX Tahun C ini perhatian kia diarahkan kepada "perumpamaan tentang hakin yang tidak adil" untuk "memahami kemurahan Allah". Memang tidak mudah untuk menangkap perumpamaan ini. Namun rasanya akan membantu kalau kita membandingkannya dengan "permpamaan bendahara yang tidak jujur dalam Luk 16 : 1 - 9". Kedua tokoh - hakim yang tidak adil dan bendaharra yang tidak jujur itu ditampilkan sebagai orang yang wataknya tidak lurus, tapi dalam keadaan tertentu dapat menjalankan halk yang pada dirinya sendiri dapat dipuji. Bendahara yang tidak jujur itu dapat berlaku cerdik dan dengan demikian dapat menyelamatkan diri. Begitulah bendahara itu berhasil mengatasi keadaannya yang gawat. Anak-anak terang dapat belajar dari kesigapannya. Demikian juga kiranya hakim yang akhirya mau membela si janda dapat menjadi batu loncatan untuk mengerti kemurahan Allah. "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu : Ia akan segera membenarkan mereka" (Luk 18 : 7 - 8). Begitulah Yesus Sang Guru, berani menggunakan pengalaman hidup sehari-hari yang penuh liku-liku dan bahkan sering sering kelabu untuk menarik garis yang lurus dan terang. Kiranya kita sepaham bahwa "tokoh - tokoh" di atas itu ada dalam kehidupan nyata kita. Dan yang selayaknya kita lihat, bahwa kebijaksanaan seorang Guru seperti Yesus itu  terletak dalam kemampuanNya melihat sisi yang membawa orang dapat maju ke depan, bukan yang membuat orang menyerah dan putus harapan.

Dalam pengalaman hidup sehari-hari kiranya kita juga tidak jarang menemui "liku-liku kehidupan" bahkan sering kita alami sebagai "suasana hidup yang kelabu". Kita merasa sudah tidak kurang-kurang berdoa dan memohon, namun tak kunjung juga dikabulkan. Karena tak kunjung dikabulkan, maka mulai menjadi bosan dan tidak jarang menyerah, malah mulai mempertanyakan atau bahkan marah kepada Tuhan. Dengan firman hari ini kita diingatkan agar "berdoa dengan tidak jemu-jemu". Jangan menyerah, jangan putus harapan, Tuhan itu Maha Pemurah.

Romo YG. Marwoto, SCJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar